Peradaban Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin
Assalamu'alaikum Sahabat Readers
Bagaimana kabar para readers yang shaleh dan shalihah? semoga selalu dalam keadaan sehat selalu ya sahabat
Kali ini mimin mau berbagi informasi nih sahabat mengenai Masa Peradaban Islam, udah pada tau blum sahabat?Kalo udah pada tahu yaa alhamdulillah, kalo bagi kalian yang belum tau, langsung aj nih pantengin postingan mimin yang satu ini.
Masa Khulafaur-Rasyidin
Bagaimana kabar para readers yang shaleh dan shalihah? semoga selalu dalam keadaan sehat selalu ya sahabat
Kali ini mimin mau berbagi informasi nih sahabat mengenai Masa Peradaban Islam, udah pada tau blum sahabat?Kalo udah pada tahu yaa alhamdulillah, kalo bagi kalian yang belum tau, langsung aj nih pantengin postingan mimin yang satu ini.
Masa Khulafaur-Rasyidin
Nabi
Muhammad SAW meninggal dunia pada tahun 632 M setelah sebagian besar Arabia
masuk Islam. Wafatnya Nabi Muhammad menghadapkan masyarakat Muslim yang baru
pada sesuatu yang berwujud krisis konstitusional. Nabi Muhammad tidak menunjuk
penggantinya, bahkan tidak pula membentuk suatu dewan menurut garis-garis
majelis suku yang mungkin bisa melaksanakan kekuasaan selama masa peralihan
yang sangat gawat pada saat itu. Setelah wafatnya Nabi, tiga golongan yang
bersaing-Anshar, Muhajirin, dan Bani Hasyim- terlibat didalam permasalahan
kekhalifahan (khilafah).
Setelah
nabi Muhammad SAW wafat di Madinah pada tahun 11 Hijriah (632 M), tugas-tugas
agama dan kenegaraan diteruskan para penggantinya(Khulafa). Empat diantara para
sahabatnya yang terdekat, baik melalui hubungan darah ataupun melalui
perkawinan, untuk menggantikannya sebagai pemimpin umat Muslim. Keempat
khalifah ini dalam sejarah islam dikenal dengan sebutan al-khulafah al Rayidin, yang berarti khalifah-khalifah yang
terpercaya atau yang mendapat petunjuk, suatu gelar yang berkaitan dengan
kepemimpinan dan kapasitas mereka sebagai kepala negara dan pemimpin agama
dalam mempertahankan kemurniaan ajaran agama islam dalam berbagai aspek
kehidupan sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah Saw dalam mewujudkan
kemashlahatan umat.
Keempat khalifah tersebut
memerintah selama kurang lebih tiga puluh tahun, mulai dari 11-40 Hijriah
(632-661 M). Khalifah Abu Bakar memerintah dari tahun 11 sampai 13 Hijriah
(632-634 M), Khalifah Umar dari tahun 13-23 Hijriah (634-644 M ), Khalifah
Utsman dari 23 sampai 35 Hijriah (644-656 M), dan Khalifah Ali dari tahun 35
sampai 40 Hijriah (656-661 M).
Format peradaban tampaknya
lebih banyak dilakukan oleh dua khalifah berikutnya yakni Umar bin khattab seta
Utsman bin Affan karena keduanya memerintah relatif cukup lama dibanding Abu
Bakar As-Shidiq dan Ali bin Abi Thalib. Sehingga fakta sejarah menunjukkan
bahwa zaman Khulafa al – Rasyidin tersebut termasuk ke dalam zaman perkembangan
islam yang cemerlang yang ditandai dengan ekspansi ,intergrasi,
pertumbuhan dan kemajuan yang
menunjukkan peradaban tersendiri dengan segala karakteristiknya.
Setelah rasul tiada, prinsip
ketauhidan tersebut dipegang teguh Khulafa
Rasyidin walau dalam tingkat pemahaman yang berbeda sesuai dengan sifatnya
masing-masing: Abu Bakar yang bijak dan shaleh, Umar yang berani dan adil,
Utsman yang lemah lembut dan religius serta Ali yang berani dan terpelajar.
A. Abu Bakar (11-13 H/632-634 M)
1. Kemajuan-kemajuan yang dicapai Abu Bakar
Kemajuan
yang telah dicapai pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua
tahun, antara lain:
a. Perbaikan sosial (masyarakat)
Perbaikan
sosial yang dilakukan Abu Bakar ialah usaha untuk menciptakan stabilitas
wilayah Islam dengan berhasilnya mengamankan tanah Arab dari para penyeleweng
(orang-orang murtad, nabi-nabi palsu dan orang-orang yang enggan membayar
zakat).
b. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam
Adapun
usaha yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan wilayah Islam Abu Bakar
melakukan perluasan wilayah ke luar Jazirah Arab. Daerah yang dituju adalah
Irak dan Suriah yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Islam. Kedua
daerah itu menurut Abu Bakar harus ditaklukkan dengan tujuan untuk memantapkan
keamanan wilayah Islam dari serbuan dua adikuasa, yaitu Persia dan Bizantium.
Untuk ekspansi ke Irak dipimpin oleh Khalid bin Walid, sedangkan ke Suriah
dipimpin tiga panglima yaitu : Amr bin Ash, Yazid bin Abu Sufyan dan Surahbil
bin Hasanah.
c. Pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an
Sedangkan
usaha yang ditempuh untuk pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an adalah atas usul dari
sahabat Umar bin Khattab yang merasa khawatir kehilangan Al Qur'an setelah para
sahabat yang hafal Al Qur'an banyak yang gugur dalam peperangan, terutama waktu
memerangi para nabi palsu. Alasan lain karena ayat-ayat Al Qur'an banyak
berserakan ada yang ditulis pada daun, kulit kayu, tulang dan sebagainya. Hal
ini dikhawatirkan mudah rusak dan hilang.
Atas
usul Umar bin Khattab tersebut pada awalnya Abu Bakar agak berat melaksanakan
tugas tersebut, karena belum pemah dilaksanakan pada masa Nabi Muhammad SAW.
Namun karena alasan Umar yang rasional yaitu banyaknya sahabat penghafal Al
Qur'an yang gugur di medan pertempuran dan dikhawatirkan akan habis seluruhnya,
akhirnya Abu Bakar menyetujuinya, dan selanjutnya menugaskan kepada Zaid bin
Sabit, penulis wahyu pada masa Rasulullah SAW, untuk mengerjakan tugas
pengumpulan itu.
d. Sebagai kepala negara dan pemimpin umat
Islam.
Kemajuan
yang diemban sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam, Abu Bakar
senantiasa meneladani perilaku rasulullah SAW. Bahwa prinsip musyawarah dalam
pengambilan keputusan seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW selalu
dipraktekkannya. Ia sangat memperhatikan keadaan rakyatnya dan tidak
segan-segan membantu mereka yang kesulitan. Terhadap sesama sahabat juga sangat
besar perhatiannya.
Sahabat yang telah menduduki
jabatan pada masa Nabi Muhammad SAW tetap dibiarkan pada jabatannya, sedangkan
sahabat lain yang belum mendapatkan jabatan dalam pemerintahan juga diangkat
berdasarkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki.
e. Meningkatkan kesejahteraan umat.
Sedangkan
kemajuan yang dicapai untuk meningkatkan kesejahteraan umum, Abu Bakar
membentuk lembaga "Baitul Mal", semacam kas negara atau lembaga
keuangan. Pengelolaannya diserahkan kepada Abu Ubaidah, sahabat Nabi SAW yang
digelari "amin al-ummah" (kepercayaan umat). Selain itu didirikan
pula lembaga peradilan yang ketuanya dipercayakan kepada Umar bin Khattab .[8]
B.
Umar
bin Khattab (13-25 H/634-644 M)
Jika
abu Bkar mengonsolidasikan Islam dan menyelamatkan dari kehancuran, Umar
menjamin pengembangannya. Dia adalah seorang yang besar, orang yang mempunyai rasa
keadilan yang keras, mempunyai kesetiaan yang kukuh, dan seorang yang mempunyai
bakat yang luar biasa untuk menjalankan pemerintahan.
1.
Pencapaian
pemerintahan umar
a. Penaklukan Siria
Pengepungan Damaskus, salah satu pusat
kota Siria yang paling penting, sudah dimulai sejak zaman Abu Bakar, namun kota
tersebut dapat direbut kembali pada masa pemerintahan Umar. Setelah Damaskus,
umat Islam berhasil menaklukkan Yordania. Setelah jatuhnya Damaskus dan
Yordania , kota Hims (Amasi) dan Antiokia berhasil ditaklukkan umat islam
melalui pertempuran yang sengit.
b. Penyerangan Yerusalem
Setelah perang Yarmuk, Abu Ubaidah, panglima tertinggi yang baru, bersama wakilnya, Khalid yang gemilang, berangkat dan menyerang kota Yerusalem, kota suci orang Kristen. Penyerangan memperoleh kemenangan, pendeta kristen yang meminta damai pada Abu Ubaidah dengan syarat bahwa khalifah Umar harus datang sendiri ke Kota Suci untuk menyelesaikan syarat-syarat penyerahan.
c. Seluruh Siria dari Selatan hingga Utara
ditaklukan antara tahun 633 dan 640 M
Begitu cepat dan mudahnya perebutan
wilayah yang begitu strategis dari raja zaman itu, memberi prestise dimata
dunia kepadakekuatan Islam yang baru muncul itu.
Penaklukan Irak dan Persia
d.
Pertempuran Qadisia
Perang
qadisia menentukan nasib Persia sebagaimana perang Yarmuk menentukan nasib
Siria. Umat Islam memperoleh harta rampasan perang yang banyak sekali. Harta
rampasan itu, sebagaiman biasanya, dibagi-bagikan kepada tentara yang ikut
berperang, seperlima bagian dikirimkan ke istana Khalifah.Kemenangan ini
membuka jalan ntuk gerak maju uslimin ke dataran Eufrat dan Tigris. Kemenangan
umat islam disambut oleh penduduk Irak karena orang -orang Islam membawa
kedamaian, keamanan, dan pemerintahan yang baik.
e. Jatuhnya Madain
Bangsa
Arab melanjutkan kemenangan dengan merebut Balal dan Kuta. Kuta adalah suatu
tempat bersejarah, tempat Namrud diceritakan memenjarakan Nabi Ibrahim. Ibu
kota Persia, Ctesiphon (Madain) di tepi timur Sungai Tigris. Pertempuran besar
terjadi di Nehawan pada tahun 641 M. Orang-orang persia yang jumlahnya lebih
besar daripada orang islam yaitu 6 berbanding 1, dikalahkan dengan menderita
kerugian besar. Hampir 30.000 orang Persia terbunuh di dalam pertempuran ini.
Orang -orang Arab menamakan kemenangan ini dengan “Kemenangan dari Segala
Kemenangan”. Dengan demikian Persia menjadi wilayah kekuasaan Islam.
f. Penaklukan Mesir
Perjanjian
Alexandria (November 641 M) yang harus mengosongkan kota itu dan menetapkan
upeti dua dinar per kepala harus dibayarkan. Kaisar Constants yang lemah dan
masih muda mengesahkan perjanjian itu, yang berarti penyerahan salah satu
provinsi yang paling indah dari kekaisaran itu kepada kekaisaran Arab. Dengan
jatuhnya Alexandria, seluruh negeri berada dibawah kekuasaan orang-orang Islam.
Setelah itu, pendirian ibu kota yang baru, Faustat, dekat Babilon, dimulai pada
tahun 641 M. Sejak itu Mesir menjadi bagian yang penting bagi persemakmuran
Islam.
Wafatnya
khalifah Umar
Wafatnya
sangat tragis, suatu hari seorang budak bangsa Persia yang bernama Feroz datang
kepada Umar dengan pengaduan bahwa majikannya telah membebankan atasnya pajak
yang sangat berat. Umar berjanji untuk memeriksa masalah itu. Hari berikutnya,
ketika orang-orang berkumpul di masjid Madinah untuk shalat, Feroz menyelinap
masuk dan berkumpul dengan mereka. Baru saja Umar mulai melakukan shalat, Feroz
tiba-tiba menyerang dari belakang dan menusuk Umar. Umar meninggal dunia tiga
hari kemudian dan dimakamkan pada hari Sabtu tanggal 1 Muharram tahun 23 H atau
644 M. Kekhalifahannya berlangsung selama 10 tahun 6 bulan dan 4 hari.
c.
Usman
(24-36 H / 644 – 656 M)
Usman
bin Affan, khalifah Islam ketiga yang saleh itu, dilahirkan pada tahun 573 M di
dalam marga Umayah dari keluarga besar Quraisy. Nabi sangat mengaguminya karena
kesederhanaan, keshalehan, dan kedermawanannya. Usman melaksanakan tugas-tugas
dengan sangat baik bagi tujuan Islam, dia menderita penganiyaan bersama Nabi di
tangan orang-orang Quraisy, dan dia menyertai emigran ke Abesinia bersama
istrinya. Usman adalah orang yang sangat kaya dan menyerahkan kekayaan itu
kepada Nabi untuk melayani Islam. Di dalam pembangunan masjid dan sumur di
Madinah dan untuk memenuhi biaya peperangan Islam, usman memberikan bantuan
keuangan yang paling besar setelah Abu Bakar. Selama kekhalifahan Abu Bakar dan
Umar, Usman merupakan seorang penasihat dan pembantu utama di dalam urusan
negara.
1.
Pencapaian
Masa Kekhalifahan Usman
a. Perluasan Imperium
Kekhalifahan
Usman memerintah Imperium muslim kira-kira selama 12 tahun. Selama
kekhalifahannya, imperium Arab meluas di Asia dan Afrika.
b. Pembangunan Angkatan Laut
Kekhalifahan
Usman patut diingat terutama karena pembangunan angkatan laut Arabnya, dia
membangun suatu angkatan laut dan dengan bantuannya berhasil melawan
penyerbu-penyerbu Romawi.
c. Penaklukan Tripoli
Di
Afrika, abdullah menandingi keagungan-keagungan pendahulunya, “penakluk Mesir”,
dengan penaklukan koloni Romawi di Tripoli. Dengan tujuan mengakhiri
penyerbuan-penyerbuan dan permusuhan-permusuhan Romawi, Abdullah menyerbu
dengan pasukannya ke Tripoli. Gubernur Romawi, Gregorius, memberi perlawanan
dengan satu kesatuan yang terdiri atas 120.000 orang Romawi. Dan orang- orang
Arab mengalahkan mereka dengan penjagalan yang mengerikkan dan menduduki
seluruh provinsi Romawi itu yakni Tripoli (652 M).
d. Penyusunan Kitab Suci Al-Qur’an
Suatu
karya khalifah Usman yang penting ialah penyusunan kitab suci Al- Qur’an.
Selama kekhalifahannya didapati bahwa terdapat berbagai bacaan dan versi kitab
suci Al-qur’an di berbagai wilayah imperium. Usman memutuskan untuk
menghilangkan perbedaan dan menghimpun versi yang benar dari kitab suci
al-qur’an, sehingga keautentikan kitab suci Al-Qur’an dapat dipelihara.
e.
Khalifah Usman membangun sebuah bendungan yang
besar untuk melindungi Madinah terhadap bahaya banjir dan mengatur persediaan
air untuk kota itu. Dia juga membangun banyak jalan, jembatan , masjid, dan
rumah tamu di berbagai wilayah imperium dan memperluas mesjid nabi di Madinah.
2. Masa Berakhirnya Kekhalifahan Usman dan Penyebabnya
Banyaknya
tuntutan terhadap Usman
Khalifah Usman mengalami masa makmur
dan berhasil di dalam beberapa tahun pertama kekhalifahannya. Dibagian terakhir
masa kekuasaannya timbul kerusuhan-kerusuhan di imperium itu, terutama di Mesir
dan Irak.
a. Orang-orang
menuduh Usman nepotisme dan favoritisme terhadap khalifah.
b. Mereka
menuduh gubernur-gubernur Umayah tidak efisien, suka menindas, dan menyala
gunakan harta Baitul- Mal (perbendaharaan
negara)
c. Ketidaksetiaan
dan hasutan dengan cepat menjalar ke seluruh imperium
d. Kaum
penghasut menuduh khalifah Usman pemboros dan membantu sanak saudaranya dengan
uang negara
Faktanya
Dari pernyataan yang dicatat buku sejarah
Thabari, Usman berkata, “ Pada saat pencapaianku menjadi khalifah , aku adalah
pemilik kambing dan unta yang paling banyak di Arabia. Hari ini aku tidak
memiliki kambing atau unta kecuali kambing dan unta yang digunakan di dalam
ibadah haji. Orang-orang menyatakan bahwa aku mencintai sanak saudaraku dan
memberi mereka harta kekayaan. Akan tetapi, karena kecintaanku terhadap
merekaitu, aku berikan kepada mereka kewajiban yang seharusnya mereka lakukan. Tentang
menyokong mereka, aku memberikan kepada mereka apa pun yang dapat aku berikan
dari milikku pribadi. Tentang harta kekayaan negara, aku menganggapnya tidak
halal, baik bagi diriku sendiri maupun orang lain.
3. Penyebab Fitnah dan Pembunuhan terhadap
Usman
a. Banyak
orang Islam yang menjadi iri terhadap kekuasaan Bani Umayah di dalam
kekhalifahan Usman
b. Di dalam
kekhalifahan Usman, kaum Anshar dari Madinah merasa kedudukan dan pengaruh
mereka menjadi hilang. Mereka tidak memperoleh bagian yang menjadi hak mereka
di dalam urusan -urusan imperium.
c. Golongan
bangsawan yang berkuasa, Bani Umayah, benar-benar telah menghilangkan reputasi
Bani Hasyim. Ketua Bani Hasyim,Ali, dan yang lain kehilangan kedudukan dan
pengaruh mereka di dalam kekhalifahan Usman dan keluarga Umayahnya.
d. Pengangkatan
Marwan bin Hakam sebagai sekretaris negara benar-benar tidak disukai umum. Marwan
seorang yang mementingkan diri sendiri dan suka akan intrik , bertujuan
meningkatkan mengonsolidasikan kedudukan Bani Umayah di dalam kekhalifahan.
e. Kesederhanaan
dan kemurahan hati Khalifah Usman menjadi penyebab utama bencana bagi dirinya
sendiri. Karena terlalu percaya kepada Marwan, dia menyerahkan kendali
pemerintahan ke tangannya, dan dengan demikian membuat keadaan semakin buruk.
D.
Ali (36-41H/656-661 M)
Sebagai
seorang anak laki-laki yang berusia 9 tahun, tetapi cerdas dan berani, Ali bin
Abu Thalib, percaya pada misi Nabi, dan dia merupakan anak muda pertama yang
menerima Islam. Sejak masa bayinya dia dibesarkan oleh sepupunya, Nabi
Muhammad. Nabi mencintainya sebagai anak karena sifatnya yang mulia dan
memberikan Fatimha putrinya yang setia, menjadi istri Ali setahun seteleh ia
berhijrah ke Madinah.
Ali
adalah anak muda yang dalam keberaniannya maupun kedermawanan dan keluhuran
budinya. Sederhana, terus terang, tulus hati, dan lapang dada adalah
sifat-sifat Ali sehingga dia perwujudan dari semua kebajikan manusia. Akan
tetapi, kesederhanaan, keterusterangannya dan kelapangan dadanya ternyata
merupakan kekurangan nya sebagai orang penguasa karena dia mudah mempercayai
orang-orang, maka musuh-musuhnya yang cerdik dengan mudah dapat menipunya.
1.
Pemilihan
Khalifah Ali
Setelah
pembunuhan khalifah Usman, kebingungan dan kekacauan terjadi di Madinah selama
kira-kira lima hari. Pada waktu itu, Abdullah bin Saba,mengusulkan bahwa Ali,
sebagai pengganti Nabi yang sah, meneruskan kekhalifahan. Semua menyetujuinya ,
Ali mula-mula tidak mau menerima kekhalifahan itu pada saat dan keadaan seperti itu. Akan
tetapi, mengingat, kepentingan-kepentinganislam, akhirnya dia setuju untuk
menerima tanggung jawab kekhalifahan. Oleh karena itu, pada tanggal 23 Juni 656
M, setiap orang memberikan sumpah setia kepadanya, dan dia dinyatakan sebagai
khalifah islam.
2. Kemajuan
Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib :
a. Menegakkan
hukum finansial yang dinilai nepotisme yang hampir menguasai seluruh sektor
bisnis.
b. Memecat
Gubernur yang diangkat Usman bin Affan dan menggantinya dengan gubernur yang
baru.
c. Mengambil
kembali tanah-tanah negara yang dibagi-bagikan Usman bin Affan kepada
keluarganya, seperti hibah dan pemberian yang tidak diketahui alasannya secara
jelas dan memfungsikan kembali baitul maal
d. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Pada saat Khalifah Ali bin Abi Thalib memegang
pemerintahan. Wilayah
Islam sudah mencapai India. Pada saat itu , penulisan huruf hijaiyah
belum dilengkapi dengan tanda baca,
seperti kasrah, fathah, dhommah dan syaddah. hal itu menyebabkan banyaknya
kesalahan bacaan teks Al-Qur'an dan Hadits di daerah-daerah yang jauh dari
Jazirah Arab.
a. Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan
Al-Qur'an dan Hadits. Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad
ad Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu
yang mempelajarai tata bahasa Arab
3.
Sebab-sebab
kegagalan Khalifah Ali
a. Adanya
pemberontakan hebat yang dilakukan oleh Thalhah dan Zubair, memperlemah
kedudukan Ali dan memperkuat kekuasaan Muawiyah
b. Kegagalannya
menindas pemberontakan Muawiyah
c. Perang Jamal (36 H/656M) adalah perang antara Khalifah Ali melawan Aisyah (istri dari Rasulullah sekaligus ibu martuanya). Perang Jamal ini terjadi pada tanggal 11 Jumadil Akhir, 36 H atau Desember 657 M yang waktunya tidak sampai sehari. Perang ini berasal dari perbedaan pendapat antara Saidina Ali, Muawwiyah, Thalhah, Zubair, dan Aisyah dalam penyelesaian kasus pembunuhan terhadap Khalifah Utsman ibn Affan. Orang-orang Syam tidak taat lagi kepada Ali, dan Muawwiyah memisahkan diri dari kekhalifannya
c. Perang Jamal (36 H/656M) adalah perang antara Khalifah Ali melawan Aisyah (istri dari Rasulullah sekaligus ibu martuanya). Perang Jamal ini terjadi pada tanggal 11 Jumadil Akhir, 36 H atau Desember 657 M yang waktunya tidak sampai sehari. Perang ini berasal dari perbedaan pendapat antara Saidina Ali, Muawwiyah, Thalhah, Zubair, dan Aisyah dalam penyelesaian kasus pembunuhan terhadap Khalifah Utsman ibn Affan. Orang-orang Syam tidak taat lagi kepada Ali, dan Muawwiyah memisahkan diri dari kekhalifannya
d. Wafatnya
Ali , republik dan zaman ideal Islam berakhir
Kesimpulan
Keempat khalifah yang
menggantikan Nabi di dalam kepemimpinan umat Islam dikenal sebagai Khulafaur-
rasyidin atau “khalifah-khalifah yang saleh”. Masa khalifah yang shaleh
merupakan zaman yang paling gemilang di dalam sejarah Islam.
Meskipun hanya berlangsung 30 tahun, masa republik Islam
itu merupakan masa yang paling penting di dalam sejarah. Ia menyelamatkan
Islam, mengonsolidasikannya dan meletakkan dasar bagi keagungan umat Islam.
Khalifah rasyidin yang pertama, Abu Bakar, menyelamatkan umat Islam dari
perpecahan karena soal penggantian kepemimpinan setelah wafatnya Nabi. Dia juga
menyelamatkan islam dari bahaya besar orang-orang murtad dan nabi-nabi palsu, dan mempertahankan
keyakinan akan agama yang benar di Arabia. Khalifah rasyidin yang kedua, Umar,
mengonsolidasikan Islam di Arabia, mengubah anak-anak padang pasir yang liar
menjadi pejuang yang disiplin dan
menghancurkan kekaisaran Persia dan Bizantium, membangun suatu imperium yang
sangat kuat yang meliputi Persia, Irak, Kaldea, Siria, Palestina, dan Mesir.
Pemerintahan khalifah rasyidin yang ketiga, Usman,, menyaksikan ekspansi
imperium Arab yang lebih jauh di Asia Tengah dan Tripoli . Pemerintahannya
juga patut dikenang karena terbentuknya
angkatan laut Arab. Pemerintahan khalifah rasyidin keempat, Ali, digunakan
untuk mengatasi kekacauan - kekacauan yang terjadi di dalam negeri. Dengan wafatnya pada tahun
661 M, republik Islam berakhir.
Referensi :
Mahmuudunnasir,Syed. Islam:
Konsepsi dan Sejarahnya.Bandung:Remaja RosdaKarya
Sunanto,Prof.Dr.Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia.Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada
Thohir,Ajid.Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada
Komentar
Posting Komentar