Peradaban Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin


Assalamu'alaikum Sahabat Readers 
Bagaimana kabar para readers yang shaleh dan shalihah? semoga selalu dalam keadaan sehat selalu ya sahabat

Kali ini mimin mau berbagi informasi nih sahabat mengenai Masa Peradaban Islam, udah pada tau blum sahabat?Kalo udah pada tahu yaa alhamdulillah, kalo bagi kalian yang belum tau, langsung aj nih pantengin postingan mimin yang satu ini.


Masa Khulafaur-Rasyidin




Nabi Muhammad SAW meninggal dunia pada tahun 632 M setelah sebagian besar Arabia masuk Islam. Wafatnya Nabi Muhammad menghadapkan masyarakat Muslim yang baru pada sesuatu yang berwujud krisis konstitusional. Nabi Muhammad tidak menunjuk penggantinya, bahkan tidak pula membentuk suatu dewan menurut garis-garis majelis suku yang mungkin bisa melaksanakan kekuasaan selama masa peralihan yang sangat gawat pada saat itu. Setelah wafatnya Nabi, tiga golongan yang bersaing-Anshar, Muhajirin, dan Bani Hasyim- terlibat didalam permasalahan kekhalifahan (khilafah).
Setelah nabi Muhammad SAW wafat di Madinah pada tahun 11 Hijriah (632 M), tugas-tugas agama dan kenegaraan diteruskan para penggantinya(Khulafa). Empat diantara para sahabatnya yang terdekat, baik melalui hubungan darah ataupun melalui perkawinan, untuk menggantikannya sebagai pemimpin umat Muslim. Keempat khalifah ini dalam sejarah islam dikenal dengan sebutan al-khulafah al Rayidin, yang berarti khalifah-khalifah yang terpercaya atau yang mendapat petunjuk, suatu gelar yang berkaitan dengan kepemimpinan dan kapasitas mereka sebagai kepala negara dan pemimpin agama dalam mempertahankan kemurniaan ajaran agama islam dalam berbagai aspek kehidupan sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah Saw dalam mewujudkan kemashlahatan umat.
Keempat khalifah tersebut memerintah selama kurang lebih tiga puluh tahun, mulai dari 11-40 Hijriah (632-661 M). Khalifah Abu Bakar memerintah dari tahun 11 sampai 13 Hijriah (632-634 M), Khalifah Umar dari tahun 13-23 Hijriah (634-644 M ), Khalifah Utsman dari 23 sampai 35 Hijriah (644-656 M), dan Khalifah Ali dari tahun 35 sampai 40 Hijriah (656-661 M).
Format peradaban tampaknya lebih banyak dilakukan oleh dua khalifah berikutnya yakni Umar bin khattab seta Utsman bin Affan karena keduanya memerintah relatif cukup lama dibanding Abu Bakar As-Shidiq dan Ali bin Abi Thalib. Sehingga fakta sejarah menunjukkan bahwa zaman Khulafa al – Rasyidin tersebut termasuk ke dalam zaman perkembangan islam yang cemerlang yang ditandai dengan ekspansi ,intergrasi, pertumbuhan  dan kemajuan yang menunjukkan peradaban tersendiri dengan segala karakteristiknya.
Setelah rasul tiada, prinsip ketauhidan tersebut dipegang teguh Khulafa Rasyidin walau dalam tingkat pemahaman yang berbeda sesuai dengan sifatnya masing-masing: Abu Bakar yang bijak dan shaleh, Umar yang berani dan adil, Utsman yang lemah lembut dan religius serta Ali yang berani dan terpelajar.

A. Abu Bakar (11-13 H/632-634 M)

1.    Kemajuan-kemajuan yang dicapai Abu Bakar
Kemajuan yang telah dicapai pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun, antara lain:
a.    Perbaikan sosial (masyarakat)
Perbaikan sosial yang dilakukan Abu Bakar ialah usaha untuk menciptakan stabilitas wilayah Islam dengan berhasilnya mengamankan tanah Arab dari para penyeleweng (orang-orang murtad, nabi-nabi palsu dan orang-orang yang enggan membayar zakat).
b.    Perluasan dan pengembangan wilayah Islam
Adapun usaha yang ditempuh untuk perluasan dan pengembangan wilayah Islam Abu Bakar melakukan perluasan wilayah ke luar Jazirah Arab. Daerah yang dituju adalah Irak dan Suriah yang berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Islam. Kedua daerah itu menurut Abu Bakar harus ditaklukkan dengan tujuan untuk memantapkan keamanan wilayah Islam dari serbuan dua adikuasa, yaitu Persia dan Bizantium. Untuk ekspansi ke Irak dipimpin oleh Khalid bin Walid, sedangkan ke Suriah dipimpin tiga panglima yaitu : Amr bin Ash, Yazid bin Abu Sufyan dan Surahbil bin Hasanah.
c.    Pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an
Sedangkan usaha yang ditempuh untuk pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an adalah atas usul dari sahabat Umar bin Khattab yang merasa khawatir kehilangan Al Qur'an setelah para sahabat yang hafal Al Qur'an banyak yang gugur dalam peperangan, terutama waktu memerangi para nabi palsu. Alasan lain karena ayat-ayat Al Qur'an banyak berserakan ada yang ditulis pada daun, kulit kayu, tulang dan sebagainya. Hal ini dikhawatirkan mudah rusak dan hilang.
Atas usul Umar bin Khattab tersebut pada awalnya Abu Bakar agak berat melaksanakan tugas tersebut, karena belum pemah dilaksanakan pada masa Nabi Muhammad SAW. Namun karena alasan Umar yang rasional yaitu banyaknya sahabat penghafal Al Qur'an yang gugur di medan pertempuran dan dikhawatirkan akan habis seluruhnya, akhirnya Abu Bakar menyetujuinya, dan selanjutnya menugaskan kepada Zaid bin Sabit, penulis wahyu pada masa Rasulullah SAW, untuk mengerjakan tugas pengumpulan itu.
d.    Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam.
Kemajuan yang diemban sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam, Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku rasulullah SAW. Bahwa prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW selalu dipraktekkannya. Ia sangat memperhatikan keadaan rakyatnya dan tidak segan-segan membantu mereka yang kesulitan. Terhadap sesama sahabat juga sangat besar perhatiannya.
Sahabat yang telah menduduki jabatan pada masa Nabi Muhammad SAW tetap dibiarkan pada jabatannya, sedangkan sahabat lain yang belum mendapatkan jabatan dalam pemerintahan juga diangkat berdasarkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki.
e.    Meningkatkan kesejahteraan umat.
Sedangkan kemajuan yang dicapai untuk meningkatkan kesejahteraan umum, Abu Bakar membentuk lembaga "Baitul Mal", semacam kas negara atau lembaga keuangan. Pengelolaannya diserahkan kepada Abu Ubaidah, sahabat Nabi SAW yang digelari "amin al-ummah" (kepercayaan umat). Selain itu didirikan pula lembaga peradilan yang ketuanya dipercayakan kepada Umar bin Khattab .[8]
B.    Umar bin Khattab (13-25 H/634-644 M)
Jika abu Bkar mengonsolidasikan Islam dan menyelamatkan dari kehancuran, Umar menjamin pengembangannya. Dia adalah seorang yang besar, orang yang mempunyai rasa keadilan yang keras, mempunyai kesetiaan yang kukuh, dan seorang yang mempunyai bakat yang luar biasa untuk menjalankan pemerintahan.
1.     Pencapaian pemerintahan umar

a.   Penaklukan Siria

Pengepungan Damaskus, salah satu pusat kota Siria yang paling penting, sudah dimulai sejak zaman Abu Bakar, namun kota tersebut dapat direbut kembali pada masa pemerintahan Umar. Setelah Damaskus, umat Islam berhasil menaklukkan Yordania. Setelah jatuhnya Damaskus dan Yordania , kota Hims (Amasi) dan Antiokia berhasil ditaklukkan umat islam melalui pertempuran yang sengit.


b.    Penyerangan Yerusalem

Setelah perang Yarmuk, Abu Ubaidah, panglima tertinggi yang baru, bersama wakilnya, Khalid yang gemilang, berangkat dan menyerang kota Yerusalem, kota suci orang Kristen. Penyerangan memperoleh kemenangan, pendeta kristen yang meminta damai pada Abu Ubaidah dengan syarat bahwa khalifah Umar harus datang sendiri ke Kota Suci untuk menyelesaikan syarat-syarat penyerahan.

c.    Seluruh Siria dari Selatan hingga Utara ditaklukan antara tahun 633 dan 640 M
Begitu cepat dan mudahnya perebutan wilayah yang begitu strategis dari raja zaman itu, memberi prestise dimata dunia kepadakekuatan Islam yang baru muncul itu.


Penaklukan Irak dan Persia
d.    Pertempuran Qadisia
Perang qadisia menentukan nasib Persia sebagaimana perang Yarmuk menentukan nasib Siria. Umat Islam memperoleh harta rampasan perang yang banyak sekali. Harta rampasan itu, sebagaiman biasanya, dibagi-bagikan kepada tentara yang ikut berperang, seperlima bagian dikirimkan ke istana Khalifah.Kemenangan ini membuka jalan ntuk gerak maju uslimin ke dataran Eufrat dan Tigris. Kemenangan umat islam disambut oleh penduduk Irak karena orang -orang Islam membawa kedamaian, keamanan, dan pemerintahan yang baik.

e.    Jatuhnya Madain
Bangsa Arab melanjutkan kemenangan dengan merebut Balal dan Kuta. Kuta adalah suatu tempat bersejarah, tempat Namrud diceritakan memenjarakan Nabi Ibrahim. Ibu kota Persia, Ctesiphon (Madain) di tepi timur Sungai Tigris. Pertempuran besar terjadi di Nehawan pada tahun 641 M. Orang-orang persia yang jumlahnya lebih besar daripada orang islam yaitu 6 berbanding 1, dikalahkan dengan menderita kerugian besar. Hampir 30.000 orang Persia terbunuh di dalam pertempuran ini. Orang -orang Arab menamakan kemenangan ini dengan “Kemenangan dari Segala Kemenangan”. Dengan demikian Persia menjadi wilayah kekuasaan Islam.

f.     Penaklukan Mesir
Perjanjian Alexandria (November 641 M) yang harus mengosongkan kota itu dan menetapkan upeti dua dinar per kepala harus dibayarkan. Kaisar Constants yang lemah dan masih muda mengesahkan perjanjian itu, yang berarti penyerahan salah satu provinsi yang paling indah dari kekaisaran itu kepada kekaisaran Arab. Dengan jatuhnya Alexandria, seluruh negeri berada dibawah kekuasaan orang-orang Islam. Setelah itu, pendirian ibu kota yang baru, Faustat, dekat Babilon, dimulai pada tahun 641 M. Sejak itu Mesir menjadi bagian yang penting bagi persemakmuran Islam.

Wafatnya khalifah Umar
Wafatnya sangat tragis, suatu hari seorang budak bangsa Persia yang bernama Feroz datang kepada Umar dengan pengaduan bahwa majikannya telah membebankan atasnya pajak yang sangat berat. Umar berjanji untuk memeriksa masalah itu. Hari berikutnya, ketika orang-orang berkumpul di masjid Madinah untuk shalat, Feroz menyelinap masuk dan berkumpul dengan mereka. Baru saja Umar mulai melakukan shalat, Feroz tiba-tiba menyerang dari belakang dan menusuk Umar. Umar meninggal dunia tiga hari kemudian dan dimakamkan pada hari Sabtu tanggal 1 Muharram tahun 23 H atau 644 M. Kekhalifahannya berlangsung selama 10 tahun 6 bulan dan 4 hari.

c.     Usman (24-36 H / 644 – 656 M)
Usman bin Affan, khalifah Islam ketiga yang saleh itu, dilahirkan pada tahun 573 M di dalam marga Umayah dari keluarga besar Quraisy. Nabi sangat mengaguminya karena kesederhanaan, keshalehan, dan kedermawanannya. Usman melaksanakan tugas-tugas dengan sangat baik bagi tujuan Islam, dia menderita penganiyaan bersama Nabi di tangan orang-orang Quraisy, dan dia menyertai emigran ke Abesinia bersama istrinya. Usman adalah orang yang sangat kaya dan menyerahkan kekayaan itu kepada Nabi untuk melayani Islam. Di dalam pembangunan masjid dan sumur di Madinah dan untuk memenuhi biaya peperangan Islam, usman memberikan bantuan keuangan yang paling besar setelah Abu Bakar. Selama kekhalifahan Abu Bakar dan Umar, Usman merupakan seorang penasihat dan pembantu utama di dalam urusan negara.
1.      Pencapaian Masa Kekhalifahan Usman

a.    Perluasan Imperium
Kekhalifahan Usman memerintah Imperium muslim kira-kira selama 12 tahun. Selama kekhalifahannya, imperium Arab meluas di Asia dan Afrika.
b.    Pembangunan Angkatan Laut
Kekhalifahan Usman patut diingat terutama karena pembangunan angkatan laut Arabnya, dia membangun suatu angkatan laut dan dengan bantuannya berhasil melawan penyerbu-penyerbu Romawi.
c.    Penaklukan Tripoli
Di Afrika, abdullah menandingi keagungan-keagungan pendahulunya, “penakluk Mesir”, dengan penaklukan koloni Romawi di Tripoli. Dengan tujuan mengakhiri penyerbuan-penyerbuan dan permusuhan-permusuhan Romawi, Abdullah menyerbu dengan pasukannya ke Tripoli. Gubernur Romawi, Gregorius, memberi perlawanan dengan satu kesatuan yang terdiri atas 120.000 orang Romawi. Dan orang- orang Arab mengalahkan mereka dengan penjagalan yang mengerikkan dan menduduki seluruh provinsi Romawi itu yakni Tripoli (652 M).
d.    Penyusunan Kitab Suci Al-Qur’an
Suatu karya khalifah Usman yang penting ialah penyusunan kitab suci Al- Qur’an. Selama kekhalifahannya didapati bahwa terdapat berbagai bacaan dan versi kitab suci Al-qur’an di berbagai wilayah imperium. Usman memutuskan untuk menghilangkan perbedaan dan menghimpun versi yang benar dari kitab suci al-qur’an, sehingga keautentikan kitab suci Al-Qur’an dapat dipelihara.
e.    Khalifah Usman membangun sebuah bendungan yang besar untuk melindungi Madinah terhadap bahaya banjir dan mengatur persediaan air untuk kota itu. Dia juga membangun banyak jalan, jembatan , masjid, dan rumah tamu di berbagai wilayah imperium dan memperluas mesjid nabi di Madinah.

2.    Masa Berakhirnya Kekhalifahan Usman dan Penyebabnya
Banyaknya tuntutan terhadap Usman
            Khalifah Usman mengalami masa makmur dan berhasil di dalam beberapa tahun pertama kekhalifahannya. Dibagian terakhir masa kekuasaannya timbul kerusuhan-kerusuhan di imperium itu, terutama di Mesir dan Irak.
a.    Orang-orang menuduh Usman nepotisme dan favoritisme terhadap khalifah.
b.    Mereka menuduh gubernur-gubernur Umayah tidak efisien, suka menindas, dan menyala gunakan harta Baitul- Mal (perbendaharaan negara)
c.    Ketidaksetiaan dan hasutan dengan cepat menjalar ke seluruh imperium
d.    Kaum penghasut menuduh khalifah Usman pemboros dan membantu sanak saudaranya dengan uang negara
Faktanya
Dari pernyataan yang dicatat buku sejarah Thabari, Usman berkata, “ Pada saat pencapaianku menjadi khalifah , aku adalah pemilik kambing dan unta yang paling banyak di Arabia. Hari ini aku tidak memiliki kambing atau unta kecuali kambing dan unta yang digunakan di dalam ibadah haji. Orang-orang menyatakan bahwa aku mencintai sanak saudaraku dan memberi mereka harta kekayaan. Akan tetapi, karena kecintaanku terhadap merekaitu, aku berikan kepada mereka kewajiban yang seharusnya mereka lakukan. Tentang menyokong mereka, aku memberikan kepada mereka apa pun yang dapat aku berikan dari milikku pribadi. Tentang harta kekayaan negara, aku menganggapnya tidak halal, baik bagi diriku sendiri maupun orang lain.

3.    Penyebab Fitnah dan Pembunuhan terhadap Usman
a.    Banyak orang Islam yang menjadi iri terhadap kekuasaan Bani Umayah di dalam kekhalifahan Usman
b.    Di dalam kekhalifahan Usman, kaum Anshar dari Madinah merasa kedudukan dan pengaruh mereka menjadi hilang. Mereka tidak memperoleh bagian yang menjadi hak mereka di dalam urusan -urusan imperium.
c.    Golongan bangsawan yang berkuasa, Bani Umayah, benar-benar telah menghilangkan reputasi Bani Hasyim. Ketua Bani Hasyim,Ali, dan yang lain kehilangan kedudukan dan pengaruh mereka di dalam kekhalifahan Usman dan keluarga Umayahnya.
d.    Pengangkatan Marwan bin Hakam sebagai sekretaris negara benar-benar tidak disukai umum. Marwan seorang yang mementingkan diri sendiri dan suka akan intrik , bertujuan meningkatkan mengonsolidasikan kedudukan Bani Umayah di dalam kekhalifahan.
e.    Kesederhanaan dan kemurahan hati Khalifah Usman menjadi penyebab utama bencana bagi dirinya sendiri. Karena terlalu percaya kepada Marwan, dia menyerahkan kendali pemerintahan ke tangannya, dan dengan demikian membuat keadaan semakin buruk.


D. Ali (36-41H/656-661 M)
     Sebagai seorang anak laki-laki yang berusia 9 tahun, tetapi cerdas dan berani, Ali bin Abu Thalib, percaya pada misi Nabi, dan dia merupakan anak muda pertama yang menerima Islam. Sejak masa bayinya dia dibesarkan oleh sepupunya, Nabi Muhammad. Nabi mencintainya sebagai anak karena sifatnya yang mulia dan memberikan Fatimha putrinya yang setia, menjadi istri Ali setahun seteleh ia berhijrah ke Madinah.
     Ali adalah anak muda yang dalam keberaniannya maupun kedermawanan dan keluhuran budinya. Sederhana, terus terang, tulus hati, dan lapang dada adalah sifat-sifat Ali sehingga dia perwujudan dari semua kebajikan manusia. Akan tetapi, kesederhanaan, keterusterangannya dan kelapangan dadanya ternyata merupakan kekurangan nya sebagai orang penguasa karena dia mudah mempercayai orang-orang, maka musuh-musuhnya yang cerdik dengan mudah dapat menipunya.

1.    Pemilihan Khalifah Ali
     Setelah pembunuhan khalifah Usman, kebingungan dan kekacauan terjadi di Madinah selama kira-kira lima hari. Pada waktu itu, Abdullah bin Saba,mengusulkan bahwa Ali, sebagai pengganti Nabi yang sah, meneruskan kekhalifahan. Semua menyetujuinya , Ali mula-mula tidak mau menerima kekhalifahan itu  pada saat dan keadaan seperti itu. Akan tetapi, mengingat, kepentingan-kepentinganislam, akhirnya dia setuju untuk menerima tanggung jawab kekhalifahan. Oleh karena itu, pada tanggal 23 Juni 656 M, setiap orang memberikan sumpah setia kepadanya, dan dia dinyatakan sebagai khalifah islam.

2.    Kemajuan Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib :
a.     Menegakkan hukum finansial yang dinilai nepotisme yang hampir menguasai seluruh sektor bisnis.
b.    Memecat Gubernur yang diangkat Usman bin Affan dan menggantinya dengan gubernur yang baru.
c.    Mengambil kembali tanah-tanah negara yang dibagi-bagikan Usman bin Affan kepada keluarganya, seperti hibah dan pemberian yang tidak diketahui alasannya secara jelas dan memfungsikan kembali baitul maal
d.    Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Pada saat Khalifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan. Wilayah Islam sudah mencapai India. Pada saat itu , penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dhommah dan syaddah. hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks Al-Qur'an dan Hadits di daerah-daerah yang jauh dari Jazirah Arab.
a.    Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Al-Qur'an dan Hadits. Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad ad Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajarai tata bahasa Arab

3.    Sebab-sebab kegagalan Khalifah Ali
a.    Adanya pemberontakan hebat yang dilakukan oleh Thalhah dan Zubair, memperlemah kedudukan Ali dan memperkuat kekuasaan Muawiyah
b.    Kegagalannya menindas pemberontakan Muawiyah
c.   Perang Jamal (36 H/656M) adalah perang antara Khalifah Ali melawan Aisyah (istri dari Rasulullah sekaligus ibu martuanya). Perang Jamal ini terjadi pada tanggal 11 Jumadil Akhir, 36 H atau Desember 657 M yang waktunya tidak sampai sehari. Perang ini berasal dari perbedaan pendapat antara Saidina Ali, Muawwiyah, Thalhah, Zubair, dan Aisyah dalam penyelesaian kasus pembunuhan terhadap Khalifah Utsman ibn Affan. Orang-orang Syam tidak taat lagi kepada Ali, dan Muawwiyah memisahkan diri dari kekhalifannya
d.    Wafatnya Ali , republik dan zaman ideal Islam berakhir

Kesimpulan
Keempat khalifah yang menggantikan Nabi di dalam kepemimpinan umat Islam dikenal sebagai Khulafaur- rasyidin atau “khalifah-khalifah yang saleh”. Masa khalifah yang shaleh merupakan zaman yang paling gemilang di dalam sejarah Islam.
            Meskipun hanya berlangsung 30 tahun, masa republik Islam itu merupakan masa yang paling penting di dalam sejarah. Ia menyelamatkan Islam, mengonsolidasikannya dan meletakkan dasar bagi keagungan umat Islam. Khalifah rasyidin yang pertama, Abu Bakar, menyelamatkan umat Islam dari perpecahan karena soal penggantian kepemimpinan setelah wafatnya Nabi. Dia juga menyelamatkan islam dari bahaya besar orang-orang  murtad dan nabi-nabi palsu, dan mempertahankan keyakinan akan agama yang benar di Arabia. Khalifah rasyidin yang kedua, Umar, mengonsolidasikan Islam di Arabia, mengubah anak-anak padang pasir yang liar menjadi pejuang yang disiplin  dan menghancurkan kekaisaran Persia dan Bizantium, membangun suatu imperium yang sangat kuat yang meliputi Persia, Irak, Kaldea, Siria, Palestina, dan Mesir. Pemerintahan khalifah rasyidin yang ketiga, Usman,, menyaksikan ekspansi imperium Arab yang lebih jauh di Asia Tengah dan Tripoli . Pemerintahannya juga  patut dikenang karena terbentuknya angkatan laut Arab. Pemerintahan khalifah rasyidin keempat, Ali, digunakan untuk mengatasi kekacauan - kekacauan yang terjadi  di dalam negeri. Dengan wafatnya pada tahun 661 M, republik Islam berakhir.


Referensi :
Mahmuudunnasir,Syed. Islam: Konsepsi dan Sejarahnya.Bandung:Remaja RosdaKarya
Sunanto,Prof.Dr.Musyrifah. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Thohir,Ajid.Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Turki Usmani

Masa Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah

Sejarah Masuknya Islam di Indonesia dan di Balikpapan