Masa Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Turki Usmani
Assalamu’alaikum sahabat readers
Kali ini mimin mau ngeshare mengenai masa peradaban Islam pada Masa Turki Usmani nih sahabat,semoga setelah membaca artikel dan sebelumnya ini sahabat mengetahui peradaban Islam yang sangat gemilang serta banyaknya karya-karya yang mengagumkan
http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/era-dinasti-ottoman-_140422105735-601.jpg |
ISLAM MASA TURKI USMANI
Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat
serangan tentara mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara
drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang
satu sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban
Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu, Keadaan politik
umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul
dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Usmani di Turki, Mughal di
India dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama berdiri
juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya.
A.
Asal-Usul Dinasti Turki Usmani
Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan
kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol
Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah
(Hamka,1975:205). Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam
legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh
Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih
tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk
Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah (Bosworth,1990:163). Pada
abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka
melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya
yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil (Hasan,
1989:324-325). Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka
inilah, Bizantium dapat dikalahkan.
Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia
kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah
barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota (Yatim, 2003:130). Ertoghrul
meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman.
Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman
memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali
menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin
terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan
kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Penguasa pertamanya adalah Usman yang
sering disebut Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah
alUsman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah
kerajaan diperluas. Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusat kerajaan. Usman
mengirim surat kepada raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa sekarang dia
raja yang besar dan dia menawar agar raja-raja kecil itu memilih salah satu diantara
tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jaziah dan perang. Setelah menerima surat
itu, separuh ada yang masuk Islam ada juga yang mau membayar Jizyah. Mereka
yang tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu sehingga mereka meminta
bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa takut
menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa Tartar,
sehingga mereka dapat ditaklukkan. Usman mempertahankan kekuasaan nenek moyang
dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh
sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-saudaranya yang gagah
berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi kokohnya kekuasaan nenek
moyangnya.
B.
Perkembangan Turki Usmani
Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman
(raja besar keluarga Usman), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat
diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota
Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota
kerajaan.
1. Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M),
kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukkan Azmir (1327 M),
Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356
M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani,ketika Murad
I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389
M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke
benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota
kerajaan yang baru. Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus
mengobarkan semangat perang. Sejumlah
besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani,
namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan sekutu
KRISTEN Eropa tersebut.
Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan
dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi
antara tahun 1402 M dan pasukan Turki mengalami kekalahan. Bayazid I dan
putranya ditawan kemudian meninggal pada tahun 1403 M (Ali, 1991:183). Kekalahan
tersebut membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan Usmani yaitu banyaknya
penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan
Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I
(1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasardasar keamanan
dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha beliau kemudian diteruskan oleh
Sultan Murad II (1421-1451).
Turki Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan
Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium
dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan
terakhir Imperium Romawi Timur. Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M),
ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil ditaklukkannya. Ekspansi
tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil
menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa beliau
merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani, karena dibawah
pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir,
Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia,
Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu laut
Merah, laut Tengah dan laut Hitam (Ambari, 1993:211).
Usmani yang berhasil menaklukkan Mesir tetap melestarikan
beberapa sistem kemasyarakatan yang ada sekalipun dengan beberapa modifikasi.
Usmani menyusun kembali sistem pemerintahan yang memusat dan mengangkat
beberapa Gubernur militer dan pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan
pengumpulan pajak dan penyetoran surplus pendapatan ke Istambul. Peranan utama
pemerintahan Usmani adalah menentramkan negeri ini, melindungi pertanian,
irigasi dan perdagangan sehingga mengamankan arus perputaran pendapatan pajak.
Dalam rentangan abad pertama dan abad pertengahan dari
pereode pemerintahan Usmani, sistem irigasi di Mesir diperbaiki, kegiatan
pertanian meningkat dengan pesat dan kegiatan perdagangan dikembangkan melalui
pembukaan kembali beberapa jalur perdagangan antara India dan Mesir (Lapidus,
1999:553). Demikianlah perkembangan dalam kerajaan Turki Usmani yang selalu
berganti penguasa dalam mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para
penguasa) memimpin dengan tegasnya atas tinggalan dari nenek moyang agar jangan
sampai jatuh ke tangan negeri / penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini
terbukti dengan adanya para pemimpin yang saling melengnkapi dalam memimpin
perjuangannya menuju kejayaan dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam
kehidupan masyarakat
C.
Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani
Akibat
kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan
Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuankemajuan dalam
perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Dengan cara
atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad
yang mengadakan
a. Perbaikan-perbaikan
dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang kemudian diteruskan
oleh Murad II (1421-1451M) (Yatim, 2003:133-134). Sehingga Turki Usmani
mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini di
tindak lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan
Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur
dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani itu,
sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil.
b. Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas
berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang
kehidupan lain yang penting, diantaranya :
1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
Untuk
pertama kalinya Kerajaan Usmani mulai mengorganisasi taktik, strategi tempur
dan kekuatan militer dengan baik dan
teratur. Sejak kepemimpinan Ertoghul sampai Orkhan adalah masa pembentukan
kekuatan militer. Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat
pendidikan dan pelatihan militer, sehingga terbentuklah kesatuan militer yang
disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan
Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya adalah
kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak
mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana rajaraja.
Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan
ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan
huruf diambil dari Arab (Toprak, 1981:60). Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di
Turki Usmani tidak begitu menonjol karena mereka lebih memfokuskan pada
kegiatan militernya, sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan
yang terkemuka dari Turki Usmani .
3. Bidang Keagamaan Agama
Dalam
tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan
politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat
terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh
karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di
Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan
beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan
yang terjadi dalam masyarakat.
Kemajuan-kemajuan
yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada
kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
1.
Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
2.
Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
3.
Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada
pada tititk temu antara Asia dan Eropa (Al Nadwi, 1987:244). Disamping itu
keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa
Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat
kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan
kerajaan Turki Usmani.
D.
Turki Pasca Sulaiman al-Qanuni
Masa pemerintahan
Sulaiman I (1520 -1566 M) merupakan puncak kejayaan daripada kerajaan Turki
Usmani. Beliau terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung atau Sulaiman Al-Qonuni.
Akan tetapi setelah beliau wafat sedikit demi sedikit Turki Usmani mengalami
kemunduran. Setelah Sulaiman meninggal Dunia, terjadilah perebutan kekuasaan
antara putera-puteranya, yang nenyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur akan
tetapi meskipun terus mengalami kemunduran kerajaan ini untuk masa beberapa
abad masih dipandang sebagai militer yang tangguh.
Pemerintahan Turki, masa pasca Sulaiman banyak terjadi
kekacauan-kekacauan yang menyebabkan kemunduran dalam mempertahankan Turki
Usmani (kerajaan Usmani). Hal ini dikarenakan banyaknya berganti pemimpin atau
penguasa yang hanya meperebutkan jabatan tanpa memikirkan langkah-langkah
selanjutnya yang lebih terarah pada tegaknya kerajaan Usmani. Sifat dari pada
para pemimpin juga mempengaruhi keadaan kerajaan Usmani, seperti halnya sifat
jelek yang dilakukan Sultan Murad III (1574-1595 M) yakni yang selalu menuruti
hawa nafsunya sehingga kehidupan moral Sultan Murad yang jelek itu menyebabkan
timbulnya kekacauan dalam negeri Usmani itu sendiri. Dari sinilah dapat
disimpulkan bahwa kemunduran Turki Usmani pasca Sulaiman disebabkan karena
banyaknya terjadi kekacauan-kekacauan yang menyebabkan kemunduran dalam
kerajaan Usmani.
E.
Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman
Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena
1. Banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman
meninggal diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri.
2. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan
mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena melemahnya semangat
perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi
beberapa peperangan.
3. Ekonomi semakin memburuk dan sistem pemerintahan tidak
berjalan semestinya. Selaim faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang
menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah :
a. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas
Perluasan
wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan
pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan,
terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan
kerajaan Usmani tidak beres.
b. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi,
tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan
wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian
berusaha melepaskan diri.
c. Heterogenitas Penduduk Sebagai kerajaan besar, yang
merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia,
Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas
penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi
yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi
pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa
sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
4. Kelemahan para Penguasa Setelah sultan Sulaiman wafat, maka
terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-penguasa tersebut memiliki kepribadian
dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah
teratasi.
5. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi
moral terutama dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan
(jabatan).
6. Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu
pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak
Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya
didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya
pemberontakan-pemberontakan.
7. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara
terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun
sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
8. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi selalu
berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan.
Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena
hanya mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak
diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak
sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
Kesimpulan
1.
Nama kerajaan Usmani diambil dari nama Sultan pertama bernama Usman. Beliau
dengan gigihnya meneruskan cita-cita ayahnya sehingga dapat menguasai suatu
wilayah yang cukup luas dan dapat dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa
Turki Usmani berasal dari suku Qoyigh, salah satu kabilah Turki yang amat
terkenal. Pada abad ke-13 mereka mendapat serangan dari bangsa Mongol. Akhirnya
mereka mencari perlindungan dari saudaranya, yaitu Turki Seljuk. Dibawah
pemerintahan Ortoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin yang
sedang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka, Sultan Alaudin dapat
mengalahkan Bizantium. Kemudian Sultan Alaudin memberi imbalan tanah di Asia
Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M),
orang-orang Turki segera memproklamirkan kerajaan Turki Usmani dengan Usman I
sebagai sultannya.
2.
Perluasan wilayah kerajaan Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa
kejayaan, disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang
kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat
berdirinya kerajaan Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki
Usmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel
(Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada
masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih.
Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Usmani mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran,
pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani mengalami puncak
keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang terkenal
dengan sebutan Sulaiman Agung.
3.
Dari perkembangan yang sangat baik itu maka Turki Usmani mengalami
kemajuankemajuan yang mendukung sekali dalam pemerintahannya diantaranya :
a. Dalam bidang kemiliteran
dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur
kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang
berguna untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani.
b. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Turki kaya
akan kebudayaan, karya telah terjadi akulturasi budaya antara Arab, Persia dan
Bizantium. Akan tetapi dalam bidang ilmu pengetahuan Turki Usmani tidak begitu
menonjol karena terlalu berfokus pada bidang kemiliteran.
c. Dalam Bidang
Keagamaan. Peranan agama di Turki Usmani sangatlah besar terutama dalam
tradisi masyarakat. Mufti/Ulama’ menjadi
pejabat tinggi dalam urusan agama dan
berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang dihadapi
masyarakat.
4.
Tanda kemunduran kerajan Turki Usmani terjadi setelah masa pemerintahan
Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi pertikaian diantara anak
Sulaiman untuk memperebutkan kekuasaan. Turki Usmani mengalami kekacauan, satu
persatu daerah kekuasaannya melepaskan diri, karena tidak ada pengganti
pemimpin yang kuat dan cakap.
Terima
kasih untuk para sahabat readers yang setia membaca postingan mimin. Semoga artikel
ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Aamiin ya rabbal alamin.
Referensi:
Thohir,Ajid.Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada
Mahmuudunnasir,Syed. Islam:
Konsepsi dan Sejarahnya.Bandung:Remaja RosdaKarya
Komentar
Posting Komentar